Layaknya buku The Things You Can Only See When You Slow Down, buku Love for Imperfect Things merupakan buku yang dikategorikan sebagai buku penolong diri, yang memuat kebijaksanaan spiritualitas. Our feelings of disappointment stem from having expectations of another person that go unfulfilled. Such expectations are often unspoken, and yet we wish that people would somehow figure them out based on nonverbal clues and fulfill them for us. seems to be the year of the self-help book, and I’ve read a few so far this year, but Love For Imperfect Things is one of the best. I loved it.

Love for Imperfect Things: How to Accept Yourself in a

Seperti hukum yang berlaku dalam kehidupan, yakni perbuatan yang kita lakukan kepada orang lain dan dunia merupakan refleksi atau cerminan atas perbuatan yang kita lakukan kepada diri kita sendiri. Many of us respond to the pressures of life by turning inward and ignoring problems, sometimes resulting in anxiety or depression. Others react by working harder at the office, at school, or at home, hoping that this will make ourselves and the people we love happier. But what if being yourself is enough? Just as we are advised on airplanes to take our own oxygen first before helping others, we must first be at peace with ourselves before we can be at peace with the world around us. De langere overwegingen hier spreken me minder aan dan in de vorige, maar wat ik mooier vind is dat er tekst bij/in de illustraties staat. It is difficult to describe the enlightened mind in words, but it is free of thoughts and feels silent, peaceful, transparent, free, alive, weightless, limitless, and indestructible. It exists in its fullness, not only inside the body but also in the outside universe, as one seamless, undivided consciousness. It also has the quality of knowing. Every time we know something, it is with this quality of the enlightened mind; it is not something mystical or out of this world. The enlightened mind exists so closely to us that we have overlooked it all of our lives. Perlahan-lahan setelah kamu dapat memahami segala perasaan negatif, maka kamu akan dituntun untuk kemudian memulihkan diri.Rather than fight our feelings, we should honor them by allowing them to be there and witnessing how their energy moves inside us. Does it manifest as a flushed face, muscle tension, or elevated heartbeat? Without identifying with the emotions, observe them in a detached yet caring way. Like a mother looking at her child, we can observe our emotions attentively and compassionately. Seperti karya novel pertama Haemin, novel ini terbagi menjadi delapan sub-bab kategori berbeda. Pembagian sub-bab ini menjadikan novel ini tersusun rapi secara bertahap, yakni mulai dari pembahasan tentang diri sendiri, kemudian meluas kepada orang lain, dan tahap pemulihan, serta akhirnya penerimaan. Even though it seems suffering will continue without end, at a certain point it will ease up, or we will learn to accept it. Meanwhile, we will learn a valuable lesson from that suffering. Nothing in this world lasts forever, not even our suffering.

Summary - Love for Imperfect Things: How to Accept Book Summary - Love for Imperfect Things: How to Accept

The book tells the story of a young woman named Soo-min who is struggling to find her place in the world. She feels lost and alone, but she eventually learns to love herself for who she is. The book is full of wisdom and insight that can help readers to find their own way in life. Novel Love for Imperfect Things ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, dan menawarkan jawaban atas sebuah masalah berdasarkan nalar wajar yang notabene umum untuk diketahui.Jika Anda suka dan merasa mendapatkan manfaat dari konten di blog Dipidiff.com, sekarang Anda bisa mendukung pengembangan blog ini dengan mendonasikan uang mulai dari seribu rupiah atau mempertimbangkan untuk mendukung rutin per bulannya. Terimakasih. Sebagaimana kasus di atas, pangkal masalah orang-orang yang diceritakan Haemin, nyaris selalu, adalah ketidakmampuan menghargai diri sendiri karena pengalaman yang menyakitkan. Karenanya, petuah-petuah di buku ini berurusan dengan cara-cara menerima diri sendiri. Memulihkan luka akibat cinta atau trauma dari pengalaman masa lalu akan sulit dilakukan jika melalui praktik spiritual saja. Melakukan aktivitas fisik seperti berenang, memanjat gunung, dan yoga yang diiringi dengan konseling psikologis dapat mendorong pemulihan menjadi lebih efektif dibandingkan hanya melakukan praktik spiritual saja. Jika kita melakukan meditasi langsung ketika luka psikologis belum sembuh, memori atas rasa sakit yang kita alami akan menjadi penghalang bagi kita untuk melangkah maju.” Sama seperti buku pertamanya, buku ini tak hanya berisi tulisan Haemin Sunim, tapi ada beberapa kutipan bijak tokoh lainnya dan ajaran agama Budha. Misalnya,

Love for Imperfect Things by Haemin Sunim | Waterstones

Setelah saya membaca buku "panduan-menerima-diri-dan -menemukan-pembenaran-ketika-kamu-tumbuh-menjadi-orang-yang-tidak-atau-sulit-memenuhi-standar-kesuksesan-masyarakat-dan-terancam-tak-dapat-tempat-dalam-sejarah" yang berjudul Goodbye, Things dan memberinya bintang yang agak lumayan, algoritma Goodreads merekomendasikan buku Haemin Sunim kepada saya. Sebagai biksu intelektual cum influencer Zen Budhisme, saya kira Haemin bisa melanjutkan pembahasan filosofis yang permukaannya disinggung buku Fumio Sasaki itu. Sehingga, ketika kemudian gagasan-gagasan Fumio banyak saya temukan juga di buku Haemin, itu tidak mengejutkan, malah kesenangan tersendiri, jujur saja. Pada tahun 2012, Haemin berhasil menulis buku yang menjadi salah satu buku paling populer dengan penjualan mencapai lebih dari tiga juta eksemplar. Di buku keduanya, Haemin Sunim, mengupas dengan bijaksana sebuah seni perawatan diri, yang di dalamnya terdapat sebuah inti pemikiran bahwa hanya dengan menerima diri sendiri dan kekurangan yang ada jualah maka kita bisa memiliki hubungan yang welas asih dan memuaskan dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman kita. A #1 internationally bestselling book of spiritual wisdom about learning to love ourselves, with all our imperfections, by the Buddhist author of The Things You Can See Only When You Slow Down Aplikasi ini berfungsi untuk membantu meditasi, dengan berbagai fitur seperti musik yang menenangkan, suara dari alam, dan panduan untuk meditasi. Layaknya karya Haemin yang lain, aplikasi Kokkiri populer dan memiliki 330.000 pelanggan.

Life’s pain is not something to be overcome. Instead, it calls for gentle love and healing. The more forcefully we deny it, or try to forget about it, the stronger it rises up. Gaze warmly at your pain, without denying or resisting it. If you do, you will detect the love that lies beneath it. Beyond all barriers of culture and religions, Love for Imperfect Thingsspeaks to every human heart, because Haemin Sunim speaks from the innermost heart—the heart of compassion.”— BrotherDavid Steindl-Rast, OSB, author of Gratefulness, the Heart of Prayer Berbicara tentang cinta, apakah anda sudah mencintai diri anda sendiri? Sebab, pasalnya kita dapat mencintai orang lain dan hal lain, dimulai dari mencintai diri sendiri.

Love for Imperfect Things : How to Accept Yourself in a World Love for Imperfect Things : How to Accept Yourself in a World

We don’t know what is going on inside of our friends but we are well aware of what is going on inside of ourselves. Your friends might be envying you based on your social media posts, without knowing what is really going on in your life.”

Select a format:

Yes, Love for Imperfect Things is available in audiobook format. The audiobook is narrated by Haemin Sunim. Brimming with brilliant spiritual advice, maxims, and wisdom. Laden with life lessons about how to embrace the imperfect—because our flaws are what make us unique—this book is ideal for those who are too tough on themselves.”— Bustle